Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penelitian dan penghayatan moderasi beragama, pada tahun 2021 untuk pertama kalinya Kementerian Agama RI melalui Ditjen Bimas Katolik mengadakan kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Tema yang diusung adalah “Moderasi Beragama” yang dibagi ke dalam empat sub tema/kategori sesuai dengan keempat pilar moderasi beragama, yakni toleransi, anti-kekerasan, akomodatif terhadap budaya lokal, dan wawasan kebangsaan. Kegiatan LKTI ini diikuti oleh 21 Perguruan Tinggi yang berada di bawah naungan Ditjen Bimas Katolik di seluruh Indonesia, termasuk STIKAS St. Yohanes Salib Bandol.
Kegiatan LKTI diadakan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (Agustus-Oktober) dilakukan seleksi di masing-masing Perguruan Tinggi untuk menentukan empat karya tulis terbaik untuk masing-masing sub-tema yang akan diikutsertakan dalam perlombaan tingkat nasional. Dari tahap ini, terpilihlah empat orang mahasiswa yang mewakili STIKAS St. Yohanes Salib untuk masing-masing kategori. Kategori wawasan kebangsaan diwakili oleh Irwan dengan judul “Menjadi Umat Katolik dan Bangsa Indonesia dalam Pandangan Lumen Gentium No. 13”; kategori toleransi diwakili oleh Metodius Nasrani dengan judul “Studi Deskriptif Toleransi Hidup Beragama Pada Mahasiswa STIKAS Santo Yohanes Salib”; kategori akomodatif terhadap budaya lokal diwakili oleh Clara Dara Issasa dengan judul “Membangun Moderasi Beragama Berorientasi Pada Budaya Dayak Kanayatn di Paroki Simpang Tiga Bandol”; sedangkan kategori anti-kekerasan diwakili oleh Steven Wijaya dengan judul “Analisis Budaya Anti-kekerasan di Lingkungan Kampus Institut Shanti Bhuana Bengkayang”.
Pada tahap kedua (Oktober-November) dilakukan penilaian oleh tim juri untuk menentukan enam belas karya tulis terbaik (empat untuk masing-masing kategori) yang akan dilombakan dalam Grand Final LKTI di Jakarta. Hasil penilaian juri diumumkan pada tanggal 10 November, dan salah satu karya tulis dari mahasiswa STIKAS St. Yohanes Salib berhasil lolos untuk dilombakan dalam Grand Final, yakni karya tulis saudara Irwan dengan kategori wawasan kebangsaan.
Tahap akhir dari LKTI adalah Grand Final untuk enam balas karya tulis terbaik yang dilakukan di Hotel Aryaduta Jakarta pada tanggal 14-17 November. Meskipun hanya enam belas finalis yang akan mempresentasikan karya tulisnya, seluruh peserta lomba yang telah mengumpulkan karya tulis turut diundang untuk menyemarakkan acara Grand Final LKTI ini. Maka, pada tanggal 14 November keempat peserta yang mewakili STIKAS St. Yohanes Salib disertai oleh Dr. Madalena Marseli sebagai dosen pembimbing berangkat ke Jakarta untuk mengikuti acara Grand Final LKTI di Jakarta.
Acara Grand Final LKTI yang diikuti oleh 71 orang mahasiswa dari 21 Perguruan Tinggi Agama Katolik secara resmi dibuka oleh ketua Ditjen Bimas Katolik, bapak Yohanes Bayu Samudro, M.Pd. pada tanggal 14 November. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan LKTI yang menjadi terobosan baru dalam sejarah Bimas Katolik ini dan menyampaikan harapannya bagi terciptanya moderasi beragama di Indonesia sebagai negara yang sangat beraneka ragam.
Meskipun pada dasarnya acara ini merupakan perlombaan untuk menentukan pemenang untuk masing-masing kategori, namun tujuan utama dari kegiatan ini bukanlah semata-mata untuk mencari pemenang, melainkan untuk meningkatkan kualitas penelitian, kemampuan menyampaikan ide dan gagasan, serta memperkuat moderasi beragama sebagai program prioritas Kementerian Agama RI. Oleh karena itu, kegiatan ini disertai oleh sesi pengayaan untuk para peserta, yakni “Bahaya Terorisme dan Radikalisme Serta Penanggulangannya” yang diberikan oleh Letkol Setyo Pranowo dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, “Moderasi Beragama” yang diberikan oleh Bapak Lukman Hakim Saifuddin selaku mantan Menteri Agama RI periode 2014-2019, dan “Penelitian Pendidikan dan Publikasi” yang diberikan oleh Prof. Dr. Y.L. Sukestiyarno, M.S.
Penilaian dari enam belas finalis LKTI dilakukan dari hari Senin hingga Selasa (15-16 November) oleh tim dewan juri yang terdiri dari Prof. Dr. Y.L. Sukestiyarno, M.S., Prof. Dr. FX Eko Armada Riyanto, CM, dan Bapak Lukman Hakim Saifuddin. Setiap peserta diberikan waktu maksimal lima belas menit untuk mempresentasikan karya tulisnya dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan dewan juri selama lima belas menit. Sesi perlombaan ini sungguh bermanfaat bagi semua yang hadir, karena selain memperkaya pengetahuan mengenai penulisan karya tulis yang baik, semua hadirin juga dapat saling mengenal situasi dan tantangan mengenai moderasi beragama serta budaya dari pelbagai daerah di Indonesia yang tampak dalam presentasi para peserta yang sangat menarik dan beragam.
Setelah seluruh peserta selesai mempresentasikan karya tulisnya dan para juri selesai menilai, dilakukan evaluasi mengenai lomba karya tulis ini yang disertai dengan sesi tanya jawab bersama ketiga dewan juri. Sesi ini sangat bermanfaat khususnya bagi para mahasiswa dan dosen pembimbing agar dapat melakukan penelitian dan penulisan karya tulis dengan lebih baik lagi. Antusiasme para peserta sangat terasa dari banyaknya pertanyaan yang diajukan.
Akhirnya, pada hari Selasa malam diumumkanlah para pemenang dari perlombaan karya tulis ini untuk masing-masing kategori dalam acara penutupan LKTI yang dihadiri oleh . Perwakilan dari STIKAS St. Yohanes Salib, Saudara Irwan, berhasil memeroleh juara III untuk kategori Wawasan Kebangsaan dan mendapat hadiah berupa sertifikat, plakat, buku metodologi, dan uang pembinaan sebesar tiga juta rupiah.
Acara LKTI secara resmi ditutup oleh Staf Ahli Menteri Agama Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi, Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono. Di dalam pesan penutup ini, disampaikan harapan Menteri Agama agar Perguruan Tinggi Agama Katolik dapat menjadi pelopor dan penggerak moderasi beragama dengan menguatkan pemahaman dan pengamalan cara beragama yang moderat dalam diri para mahasiswa, sehingga para mahasiswa menjadi duta moderasi beragama dalam hidup berbangsa dan bernegara. Untuk itu, kegiatan LKTI yang diadakan oleh Ditjan Bimas Katolik sangat diapresiasi dan diharapkan untuk dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Semoga STIKAS St. Yohanes Salib dapat kembali berpartisipasi dengan karya tulis yang lebih bermutu. (Steven Wijaya)
Leave a Reply