Belum lama ini, mahasiswa tingkat dua semester genap 2021/2022 STIKAS St. Yohanes Salib, Landak merilis film singkat berdurasi kurang lebih sekitar 30 menit dengan judul “Pilah-pilih Kepala Desa”. Film yang bertemakan demokrasi ini sebenarnya dibuat untuk pemenuhan tuntutan Ujian Tengah Semester mata kuliah Kewarganegaraan. Memang film tersebut dibuat dalam waktu yang singkat dan dengan fasilitas yang terbatas. Namun, para mahasiswa dan mahasiswi tingkat dua telah berusaha keras untuk membuat cerita yang singkat dan padat agar pesan dari film tersebut dapat tersampaikan pada setiap orang yang menontonnya.
Film yang seluruh pengambilan gambarnya di Pusat Kerohanian Karmel, Lamekng, Bandol ini mencoba mengambil suasana sebuah desa yang diberi nama Desa Batu Lumut, di mana saat itu sedang dalam suasana pemilihan kepala desa yang baru, oleh karena masa jabatan Kepala Desa yang lama (diperankan oleh Edwin Samudra/Fr. Laurensius) hampir selesai. Maka dari itu, perlu diadakan Pemilihan Kepala Desa (PilKaDes) untuk periode selanjutnya.
Diceritakan bahwa dalam pemilihan Kepala Desa ini terdapat tiga calon atau kandidat yang akan mengikuti ajang Pemilihan Kepala Desa. Salah satu kandidatnya adalah seorang perempuan. Tokoh-tokoh yang menjadi calon pertama dan kedua dalam pemilihan sudah lama dikenal oleh warga Desa, sedangkan calon yang terkahir ternyata belum banyak dikenal oleh warga karena sudah lama tinggal di luar negeri. Kepala Desa sebelumnya menghendaki agar jalannya PilKaDes nanti dilakukan secara terbuka, jujur dan adil. Namun, yang terjadi di lapangan ternyata ada salah satu pihak yang berusaha berbuat curang dengan berusaha menyuap warganya agar memeroleh suara saat PilKaDes berlangsung. Namun nyatanya warga sudah cerdas dalam berpolitik dan dapat memilih calon yang dirasa baik sesuai dengan hati nuraninya, sehingga saat hasil PilKaDes berlangsung kandidat yang curang tersebut ternyata kalah suara. Sontak hal itu membuat dirinya berang dan marah serta melancarkan protes. Namun, ketegasan dari staff desa mampu mengatasi suasana yang memanas di lokasi pemilihan.
Film ini berusaha menggambarkan kejadian-kejadian yang mungkin terjadi saat suasana PilKaDes berlangsung, tanpa ada keinginan menyindir pihak-pihak lain, namun dibuat dalam suasana yang menghibur. Ada pesan-pesan yang dapat ditarik dari film tersebut, khususnya dalam kehidupan berpolitik di negara Indonesia, antara lain bahwa nilai kejujuran itu masih hidup dalam hidup bermasyarakat sehingga perlu dijunjung tinggi, iklim demokrasi yang sehat harus sudah ditanamkan dalam diri para warga mulai dari tingkat yang terkecil (seperti pemilihan ketua RT dan PilKaDes) hingga pada lingkup yang lebih luas (seperti PeMiLu) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (PeMiLu). Sebagai warga negara Indonesia yang baik, berusaha menciptakan iklim demokrasi yang baik merupakan salah satu wujud kecintaan kepada bangsa dan negara. Maka masyarakat perlu untuk memeroleh pendidikan politik yang baik.
Seluruh tokoh dalam film ini diperankan oleh para mahasiswa dan mahasiswi STIKAS St. Yohanes Salib yang sekaligus mahasiswa yang masih aktif menjalani masa studi di program Sarjana Teologi. Diharapkan ke depannya apabila ada proyek pembuatan film lain dapat bekerjasama dengan pihak-pihak di luar mahasiswa STIKAS.
Film “Pilah-pilih Kepala Desa” sudah diunggah ke channel YouTube STIKAS Yohanes Salib pada awal bulan Desember 2021, sehingga bagi yang ingin menontonnya sudah dapat menyaksikan film tersebut. Bagi yang ingin menontonnya dapat ketik link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=lAMzPeVU5fk atau link singkatnya di https://bit.ly/filmstikasdemokrasi.